Monday, September 5, 2016

Keunikan Wilayah TEMBUNG

PINTU perlintasan kereta api di Jalan Stasiun Pasar VII Tembung sudah ditutup. Kereta Api Bandara Kualanamu akan segera melintas. Semua kendaraan pun terpaksa berhenti di depan palang perlintasan, sore menjelang petang beberapa hari yang lalu.


Kondisi itu membuat penumpukan kendaraan dari dua arah. Kemacetan panjang pun tak terelakkan. Antrian mobil pribadi, angkot, becak bermotor hingga sepeda motor menumpuk panjang hingga ke Simpang Jodoh. Melihat macet yang panjang, Yudhistira pun membelokkan sepeda motornya ke salah satu kios sepatu di kawasan itu. Kebetulan, pria yang akrab disapa Yudi ini sedang membawa pacarnya, Dwi. "Mumpung di sini murah-murah, dari pada antri macet kan lebih baik berhenti sebentar sambil lihat-lihat, kalau cocok ya dibeli," kata warga Pasar III Tembung ini.

Yudi dan Dwi mengaku kerap berkunjung ke Simpang Jodoh Tembung. Di sepanjang jalan ini, terdapat kios kios dan lapak.. Selain banyak pilihan yang bisa dibeli, kawasan ini juga asyik untuk memburu kuliner seperti rujak dan makanan lainnya. "Biasanya kalau malam-malam tertentu di Simpang Jodoh ini pasti macet, tidak hanya pas kebetulan kereta api melintas tapi karena banyaknya pedagang dan pembeli di tempat ini sehingga membuat macet," beber pria 27 tahun ini lagi.


Pasar VII Simpang Jodoh memang wilayah yang paling strategis di antara pasar-pasar lainnya. Di sini semuanya ada. Mulai dari mini market (Indomaret/Alfamart) sampai super market (Jodoh Center). Pedagang di sini tidak melulu menjual pakaian saja. Bermacam dagangan lainnya seperti sepatu/sendal, ponsel murah, makanan dan minuman, grosir hingga buah-buahan. "Kalau dulu katanya di Tembung itu sunyi tapi sekarang udah beda sekali, bahkan harga tanah aja di kawasan ini sudah selangit.



Sebelum namanya Pasar Simpang Jodoh, daerah ini sudah dikenal sebagai tempat kawasan niaga. Maka tak heran kawasan ini menjelma menjadi kawasan padat berbagai macam pedagang hingga tumpah ruah memenuhi jalan. "Pada tahun 80'an memang belum begitu ramai tapi sudah terkenal dengan pasar rujak Simpang Jodoh
Berkembangnya zaman, sebutan pasar kaget pun otomatis berubah. Malah saat ini sudah menjadi pasar permanen dengan berdirinya kios-kios permanen di Simpang Jodoh hingga memasuki kawasan Jalan Pasar VII tersebut. "Kalau dulu pasarnya kaget, di hari tertentu baru ada. Tapi kalau sekarang kan setiap saat ada, bahkan pedagang sepatu ada yang buka sampai 24 jam," tandas Suryadi.

Sejatinya, kehadiran pasar kaget punya dampak positif terhadap perekonomian di suatu daerah. Keunikan Simpang Jodoh yang memang punya spesialisasi menjual barang tertentu tentunya menjadikan kawasan Simpang Jodoh strategis.

Bertambahnya pasar kaget di kawasanSimpang Jodoh itu menunjukkan aktifitas ekonomi di Tembung mengalami peningkatan. Ini bisa ditelusuri dari pengunjungnya yang bukan hanya dari sekitar Tembung melainkan dari Deli Tua, Marelan bahkan Martubung.

Sedang sisi negatifnya adalah akan menjadi masalah bila tidak dikelola dengan baik. Kehadiran pasar kaget di badan jalan akan menimbulkan kemacetan.

"Padahal kalau kita lihat Tembung memiliki infrastruktur yang pas-pasan padahal jalanan menuju daerah tersebut justru diisi oleh truk-truk besar. Ini perlu perhatian pemerintah. Ciptakan lokalisasi pasar kaget yang lebih humanis," ucap Gunawan yang juga Ekonom Multismart ini.


0 comments

Post a Comment